Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2021

Saat Rindu Menyapa

Hujan masih deras mengucurkan airnya. Azan Asar sudah berkumandang. Dita masih menikmati rebahannya. Badannya belum fit benar, setelah hampir dua minggu mreiang menghampirinya.  Awalnya ia hanya merasakan batuk seperti biasa, namun lama-lama perutnya pun juga ikut terasa sakit. Ia berusaha mengobati dengan obat tradisional. Sejak dulu ia memang tak begitu suka berobat ke dokter kalau memang tidak terpaksa dan butuh penanganan serius.  Pada saat seperti itu, mendadak ia tadi teringat kepada almarhumah nenek dan ibunya. Dahulu, setiap ia sakit, pastilah nenek atau ibunya akan selalu memijat dengan penuh kasih sayang. Pijatan  yang beda rasanya dengan tukang pijat yang  pernah Dita rasakan. Namun sekarang, pijatan mereka tak bisa ia rasakan lagi, hanya tinggal kenangan yang menyisakan kerinduan teramat dalam, sebab keduanya telah tiada. Tak dipungkiri memang, bagi Dita, kedua sosok itersebut telah begitu banyak mengukir cerita dalam kehidupannya. Masih kental dalam ingatannya, bagaimana e

Hujan

Hujan Kau adalah rindu Yang tertahan musim sewindu  Meluruh dalam kuyup Riuh gemericikmu Adalah nyanyian syahdu Yang menggema tak lekang oleh waktu Bersama rinai menawar sendu Deras kucur rintiknya Menghalau gundah yang tak kentara Menanti hadirnya seucap kata Pengobat hilangnya sekeping rasa Kaurangkum semua makna rasa Pada sepenggal episode kehidupan Melupa perihnya kehilangan Mematuk keabadian kenangan Membingkai cinta yang tak sampai Karena terbentang selembar tirai Kamu adalah ruh jiwaku hingga tetap membumi Bersama detik waktu berganti Kau adalah nafas Indikasi kehidupan yang kembali Optimis menyemai harap yang sempat terempas #Event #Ekra10

Kekonyolan

Konyol? Kurang kerjaan? Mungkin. Dan kurasa, kekonyolan ini adalah salah satu takdir yang tak lepas dari kehendak-Nya. Tentang sebuah kegagalan. Kecewa? Sedikit saja tak perlu banyak-banyak. Cukup senyumin dan syukurin. Eh ... Syukur maksudnya.  Aku  berhasil menertawai kekonyolan ini demi menimpuk kenangan. Aku merasa ada sebuah kebohongan. Entah benar atau tidaknya. Tapi aku puas. Setidaknya ketika masih bisa berkata-kata.  Hujan telah mengabadikan kamuflase luka dengan mencurahkan deras rinainya. Kemacetan telah menahan langkah kaki agar tak menyusul jejaknya. Dan ternyata rewelnya sepeda motor adalah sinyal bahwa aku memang harus berhenti. Menitipkan sejenak pada sebuah tempat tak asing, yang sering disinggahi.  Dan pada akhirnya aku harus diam menunggu, terbelenggu hujan selama hampir dua jam. Meski ada segelas teh hangat yang disuguhkan namun tetap saja dingin yang kurasakan. Aku tahu, pembohong itu ada di dalam. Keberadaannya kurasa tak jauh dari tempatku singgah, tapi kurasakan

Nopember

Bismillaah ...  Kuawali langkahku di bulan ini Dengan membuang semua kenangan Yang tertinggal di bulan Oktober Bulan kebahagiaan Sekaligus bulan kepedihan Bersama hujan di awal bulan Kuharapkan tercipta cerita indah Pada waktu-waktu yang akan datang Tanpa sesak tulisan penuh bualan Segala rasa dan kenangan di bulan lalu Kan kuhempaskan dari hatiku Agar sedih segera berlalu Menyaksikan kehilangan sesuatu