Kekonyolan

Konyol? Kurang kerjaan? Mungkin. Dan kurasa, kekonyolan ini adalah salah satu takdir yang tak lepas dari kehendak-Nya. Tentang sebuah kegagalan. Kecewa? Sedikit saja tak perlu banyak-banyak. Cukup senyumin dan syukurin. Eh ... Syukur maksudnya. 

Aku  berhasil menertawai kekonyolan ini demi menimpuk kenangan. Aku merasa ada sebuah kebohongan. Entah benar atau tidaknya. Tapi aku puas. Setidaknya ketika masih bisa berkata-kata. 

Hujan telah mengabadikan kamuflase luka dengan mencurahkan deras rinainya. Kemacetan telah menahan langkah kaki agar tak menyusul jejaknya. Dan ternyata rewelnya sepeda motor adalah sinyal bahwa aku memang harus berhenti. Menitipkan sejenak pada sebuah tempat tak asing, yang sering disinggahi. 

Dan pada akhirnya aku harus diam menunggu, terbelenggu hujan selama hampir dua jam. Meski ada segelas teh hangat yang disuguhkan namun tetap saja dingin yang kurasakan. Aku tahu, pembohong itu ada di dalam. Keberadaannya kurasa tak jauh dari tempatku singgah, tapi kurasakan bagai jarak yang sangat jauh tak tersentuh. Banyak alasan untuk menghindar, banyak cara agar tak terdengar. Banyak kata yang diucap agar terlihat benar, namun kutahu, sejatinya itu hanya pembodohan yang ditujukan kepadaku. Baiklah ... Aku tak akan menyalahkan semuanya. Lebih baik menerima dengan lapang dada. Alhamdulillah aku bisa melewati hari ini dengan tertawa. 
#2Nopemberdenganceritaberbeda#


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ini Tugasku, Mana Tugasmu?

Kunci

Harap yang Masih Tersemat