Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2021

Belajar Ikhlas

"Usia kita sudah semakin tua. Kalau aku sayang kamu, berarti aku harus selamatkan akhiratmu. " "Dahlah gak usah dipikirkan kata-kata itu. Sudah masanya kita pikirkan alam yang akan datang. Kita tetap bersaudara. " Kalimat-kalimat itu masih saja terngiang di telinga Dita. Ada pertarungan rasa yang berkecamuk memenuhi dadanya. Antara bersyukur, senang dan juga sedih. Bersyukur karena kalimat yang menyiratkan perpisahan itu menuju kebaikan. Senang karena Fatan masih mau bersaudara. Namun juga sedih karena  berarti antara mereka  harus melepaskan segala rasa yang selama ini telah mereka rangkum bersama. Apa boleh buat. Barangkali memang harus seperti itu kehendak takdir untuk kembali memisahkan mereka, bukan hanya dengan jarak, tetapi juga dengan rasa. Berat? Jelas. Bagi Dita, untuk melupakan dan membuang semua yang telah mereka rangkai tak semudah membalikkan kedua telapak tangan. Dia harus kembali berjuang dan terus berjuang dengan keras. Liku-liku luka dan jatuh bang

Surat yang Tak Terkirim

Assalaamu'alaikum Mas, semoga kamu sehat-sehat saja. Ijinkan aku menyapamu. Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih atas semua yang telah kauberikan padaku. Terima kasih atas semua perlakuan dan sikapmu, terima kasih atas semua luka yang tlah kauciptakan untukku. InsyaaAlloh aku kuat, karena aku sudah terbiasa bersahabat dengan luka. Di matamu aku memang orang yang selalu salah, sedang kamu dan dia yang selalu benar. Aku sadar, tahu dan merasa bahwa cintamu sudah tak ada untukku, itulah makanya kau terlalu sering berniat meninggalkanku, karena aku tak sebaik yang kauharapkan. Aku tak apa, toh bagaimana pun keinginanku untuk tetap teguh bertahan, tak ada artinya jika kau sudah tak menginginkanku. Semua yang telah kuperjuangkan demi kamu, jatuh bangunnya aku mencintaimu tak ada artinya bagimu. Kausalahkan rasa cemburuku, padahal sebetulnya rasa cemburu itu adalah bukti sebuah rasa cinta.Siap mencintai, siap dicintai seharusnya harus siap dicemburui. Tapi kalau itu pun dianggap salah

Dinamika

Gugusan waktu Masih berbicara tentang rindu Entah kapan kan beku Aku tak tahu Rentang jaman Masih setia mencipta kenangan Tentang hati yang tenggelam Pada senyum rembulan Jejak masa Pernah membuka suara Tentang rasa di lubuk jiwa Yang pernah terenda  Senja dan malam Pernah tersulam Indah menawan Bersama kerlip bintang Syahdunya hujan Adalah irama Yang paling berkesan Pada batas jeda

Ada yang Salah

Ada yang salah  Jika kuncup mawar di dalam dada Dibiarkan bermekaran secara liar Ada yang keliru Bila melanjutkan perjalanan waktu Merekam ritme rindu yang berderu Ada yang terlarang Jika masih melukis bayang Di bawah terang sinar bulan  Hingga terlarut dalam kelenaan Ada yang harus dilenyapkan Riuh rasa yang berseliweran Menembus batas tirani  Yang menjulang tinggi Ada yang harus dibenahi Pada sekeping hati Yang sejenak ditinggal pergi Mengejar jejak lain penghuni Ada yang harus dipaksa Menutup pintu dan jendela Menghapus puisi tentang kenangan Yang tercipta pada sepenggal jaman Adalah ia Nahkoda yang melayar Terjerat kendali angin surga Singgah melabuh di lain dermaga Hingga tanggalkan jangkar

Vita dan Misteri Tetangga Sebelah (7)

Beberapa hari usai meninggalnya Pak Tarno, seorang gadis tetangga, Puput  kejang-kejang dan berteriak-teriak histeris seperti kesetanan. Matanya membulat merah. Kata orang ia kesurupan. Ibunya menanyakan kepada orang pintar. Berdasarkan jawaban yang diperoleh, Puput terkena sawan orang yang baru saja meninggal. Para tetangga pun berkasak-kusuk. Mereka menduga bahwa sawan yang menghampiri Puput berasal dari Pak Tarno. Salah satu keluarga Puput kemudian minta ijin Bu Peni untuk mengambil tanah bekas tempat memandikan Pak Tarno. Sejujurnya Bu Peni dan anaknya tak rela atas dugaan tersebut akan tetapi mereka tak bisa berbuat apa-apa.  *** Sementara di tempat terasing, Vita sedang berusaha untuk melarikan diri. Ia mencari cara agar bisa segera terbebas dari tempat itu. Meskipun lelaki itu tidak pernah menyakitinya namun tetap saja ia merasa ngeri tinggal di situ. Suasana yang sunyi dan mencekam terasa menyeramkan. Suara derit bambu dan gesekan daun-daun yang tertiup angin menambah ketakutan

Vita dan Misteri Tetangga Sebelah (6)

Lelaki itu meletakkan tubuh Vita di balai-balai rumahnya. Di atas dipan yang hanya beralas tikar, Vita dibiarkannya terlelap. Sejenak mengamati tubuh Vita, kemudian ia beranjak meninggalkannya sendirian. Sementara lelaki itu pergi ke ruang tengah, duduk termenung. Ia bersimpuh. Mulutnya komat-kamit seperti membaca mantra, entah apa yang dirapalkannya. Segelas air putih ia letakkan di hadapannya. Setelah selesai, ia tiupkan rapal tersebut ke dalamnya. Ia berencana meminumkannya pada Vita usai bangun nanti.  Vita terbangun kala rasa hangat matahari menerobos dinding kamar melalui celah-celah dinding mengenai tubuhnya. Begitu membuka mata, ia kaget mendapati tubuhnya berada di tempat tersebut. Ia bertanya-tanya dalam hati, siapa gerangan yang membawanya ke sini. Matanya berusaha menyelidik, barangkali ada tanda -tanda yang bisa memberikan jawaban. Namun ia tak mendapati siapa-siapa.  Ia berusaha bangun. Rasa penat masih terasa menjalari seluruh tubuhnya karena perjalanannya kemarin.  Tiba

Vita dan Misteri Tetangga Sebelah (5)

Sejak meninggalnya Bu Marsih, otomatis Pak Tarji mengasuh Vita sebagai single parent, sebagai ayah sekaligus ibu. Meskipun demikian,di rumah itu juga ada Dion yang membantu menyiapkan keperluan sehari-hari. Hal ini dijalaninya selama bertahun-tahun dengan hidup menduda.  Kurang lebih lima belas tahun berlalu, akhirnya timbullah keinginan Pak Tarji untuk mencari istri lagi. Ia berniat menikah untuk yang kedua kali. Isah, adalah wanita yang dipilih untuk menjadi istri keduanya. Pak Tarji mengenalnya saat Isah masih bekerja sebagai asisten rumah tangga Pak Kirno, tetangga seberang jalan tempat kerja Pak Tarji. Waktu itu Pak Tarji masih menyewa sebuah kios milik Bu Ridwan untuk menjalani pekerjaannya.  Isah, seorang janda tanpa anak, wanita yang cukup tekun beribadah. Perawakannya tak bisa dibilang tinggi, namun gempal berisi. Ia seorang wanita yang rajin, pandai memasak, pandai mengaji. Sebetulnya orangnya ramah dan mudah bergaul. Hanya saja sedikit  keburukan sifatnya yaitu suka menggunj

Vita dan Misteri Tetangga Sebelah (4)

Dini semakin merasa cemas. Ayahnya tak beranjak sedikit pun, masih tetap mengarahkan pisaunya ke Bu Rami. Memang tidak untuk menusuk atau melukai ibunya. Meski hanya ditempelkan, tetap saja ngeri menyaksikannya. Dini khawatir jika tiba-tiba saja pengaruh makhluk gaib yang bersarang di tubuh ayahnya menggerakkan ketidaksadaran Pak Tarno untuk menikam neneknya.  Di tengah ketegangan yang terjadi, Bu Peni tak berpikir lama, segera bergegas menuju rumah mbah Jaya, orang pintar yang selama ini dipercaya untuk menyembuhkan penyakit Pak Tarno. Tak sampai setengah jam, bu Peni sampai ke rumah mbah Jaya, tentu saja dengan membawa sebuah "syarat". Sampai di sana, Bu Peni menceritakan keadaan Pak Tarno. Akhirnya Bu Peni diberi selembar kemeja batik lengan panjang oleh mbah Jaya, untuk dipakaikan kepada pak Tarno. Baju tersebut adalah baju " pusaka" sebagai sarana untuk kesembuhan Pak Tarno. Bu Peni juga disuruh untuk membeli telur ayam kampung, untuk dibalurkan ke tubuh pak Ta

Vita dan Misteri Tetangga Sebelah (3)

Dini usai menjalani ujian sekolah yang baru saja dilaksanakan. Itu artinya waktu untuk sejenak mengistirahatkan pikiran setelah berjuang penuh ketegangan. Lagipula pihak sekolah sudah tidak mewajibkan untuk masuk tiap hari, melainkan hanya seminggu sekali untuk berjaga-jaga jika ada pengumuman penting dan untuk menjalin komunikasi.  Demi menunggu akhir liburan, sambil menunggu pengumuman kelulusan, suatu pagi Dini berniat sepedaan bersama adiknya, Yuni. Sepeda itu adalah sepeda yang sangat diimpikan Dini sejak lama, yang belum lama dibelikan ayahnya. Dengan memboncengkan adiknya, Dini berniat mengitari kampung kelurahan. Naas bagi Dini, sampai di depan balai desa, terdapat gundukan pasir, yang sedikit banyak pasirnya berceceran ke jalanan. Dini melewati jalan tersebut sambil los stang dan tiba-tiba ... Bruuk.  Dini jatuh bersama adiknya. Badan Dini tertimpa sepeda.  "Aduuh ... aduuh ...! erang Dini kesakitan.  Dia berusaha bangkit namun gagal. Ia merasakan kakinya berat dan tak bi

Vita dan Misteri Tetangga Sebelah (2) )

Tegal Sekere, salah satu tempat bermain Dion dan teman-temannya saat masih duduk di bangku sekolah dasar, kecuali Dini, karena Dini memang hampir tak pernah bermain ke luar rumah, apalagi tempatnya agak jauh. Hal ini disebabkan karena ayah Dini agak melarang Dini bermain, kecuali hanya ke rumah Dino.  Tegal Sekere, sebetulnya adalah nama sebuah kampung yang berada di sebelah selatan tempat Dion dan Dini tinggal. Tempat ini dikelilingi persawahan dan beberapa selokan. Di seberang desa ini terdapat sebuah sungai cukup besar, yang juga di sekitarnya terhampar penuh persawahan. Meski kampung Dion dan tempat ini bersebelahan, namun berbeda kelurahan.  Waktu itu, sebelum ada air PDAM masuk desa, warga banyak berbondong-bondong pergi ke sana guna keperluan mandi dan mencuci. Di sekitar sungai ada kolam ( blumbang ), karena memang di daerah tersebut tak ada sumur. Kata orang-orang tua, sumur di daerah sekitar situ tak bisa keluar airnya. Andaikata keluar pun sumur harus digali dengan sangat da

Vita dan Misteri Tetangga Sebelah (1) 1 )

Pintu kamar itu masih tetap tertutup rapat. Suara deru kendaraan yang melintas di jalan depan rumah bercat putih itu terdengar bising, apalagi rumah tersebut tepat berada di pinggir jalan, sehingga sekeras apapun ketukan di pintu kamar itu, penghuninya tak bergeming. Ialah Vita, penghuni kamar itu. Gadis manis berusia remaja sekitar tujuh belasan tahun.  Perawakannya tinggi semampai, rambut hitam lurus sebahu, kulit sawo matang, mata terang. Setidaknya begitulah yang bisa digambarkan terhadap sosok Vita,  Rumahnya bersebelahan dengan rumah Dini teman sebaya kakak laki- lakinya, Dion. Selain dengan Dion, Vita tinggal serumah dengan Yeni, kakak perempuannya. Mereka bertiga adalah anak dari Pak Tarji dan Bu Marsih. Namun, bu Marsih meninggal dunia, beberapa hari setelah melahirkan Sindi, adik Vita. Sejak itulah Vita menjadi anak piatu. "Vit ... makan dulu sudah siang, " suara Dion, kakaknya mengetuk kamar Vita, salah satu adik perempuannya. Namun tak ada jawaban.  "Vita ! &

Nasi Kebuli

 Assalaamu'alaikum ...  Sudah pada makan belum ini? Pakai menu apa? Nasi rames, nasi ayam goreng, pecel lele atau nasi goreng ? Hemm ... Semua menunya lezat ya? Jadi terbayang kan enaknya? Lidah pun serasa ikut bergoyang. Hehe ... Btw jangan lupa bersyukur ya! Yang tidak bisa dengan menu tersebut, syukuri apa adanya rejeki yang bisa dinikmati.  Dari beberapa menu yang saya sebutkan tadi, makanan pokoknya adalah beras (nasi). Memang nasi masih mendominasi beberapa daerah di negeri kita sebagai makanan pokoknya, meskipun ada beberapa daerah memiliki makanan pokok yang berbeda. Ada yang gandum, sagu, ketela, dsb. Bagi orang Jawa biasanya kalau belum makan nasi serasa belum makan. Hehe ...  Mengapa makanan pokok sulit diubah? Karena itu sudah menjadi kebiasaan yang sering kita konsumsi ( roboguru. ruangguru. com).  Berbicara tentang nasi ada beberapa macam  nasi yang mungkin sudah pernah kita konsumsi, misalnya nasi uduk, nasi kuning, nasi urap, nasi megana ataupun nasi kebuli.  Nah, u

Bolu Vanessa

Alhamdulillah, sebuah kalimat syukur yang wajib selalu kita ucapkan, apapun keadaannya. Baik di kala sehat maupun sakit. Seperti hari ini, sejak pagi aku menikmati enaknya sakit gigi. Hehe ... Yang sudah pernah sakit gigi, pasti tahu kan bagaimana rasanya? Serba gak nyaman  pastinya untuk melakukan aktivitas apapun. Makanan enak pun rasanya cuma cukup dipandang. Mata dan kepala ikut nyut-nyutan.  Tetapi mau tak mau kan kita juga harus tetap makan yak? Bagaimanapun caranya, kita akan berusaha mencari makanan yang mudah ditelan ( syukur tanpa perlu mengunyah) misalnya bubur sungsum, sereal maupun puding atau agar-agar. Kalau terpaksa harus memakan yang lainnya sebisanya kita cari alternatif lain seperti buah-buahan ( pisang misalnya), atau jenis roti-rotian. Tentunya kita cari roti yang lunak dan teksturnya lembut sekali, misalnya bolu.  Menyebut kata bolu, saya jadi teringat kenangan saat dulu masih bekerja sebagai sales marketing produk peralatan rumah tangga, panci khususnya. Untuk me

Ini Tugasku, Mana Tugasmu?

Hai temans, bagaimana kegiatanmu hari ini? Menyenangkan bukan? Semoga apa yang kita lakukan hari ini akan menambah semangat untuk melakukan aktivitas selanjutnya esok hari.  Mau tahu kegiatanku tadi pagi? Aku kembali menyusuri jalan dengan bersepeda ria. Sendirian karena suami sedang sibuk dengan urusan pekerjaan. Jadilah kesempatan ini kugunakan untuk mencari kesegaran, berkeliling menikmati pemandangan alam pedesaan, sembari napak tilas jalan kenangan sewaktu aku KKN dulu. Kusempatkan mampir sebentar ke situ, yang saat itu selama dua bulan menjadi base camp-ku, rumah seorang Kyai. Tetapi tadi hanya bisa bertemu dengan Bu Nyai karena Bapak sedang pergi mengisi pengajian di tempat lain. Alhamdulillah bisa untuk sedikit mengobati kerinduan yang sudah bertahun-tahun tidak pernah bertemu.  Sekembalinya dari sana, aku beristirahat sebentar. Kemudian teringat jika ada tugas tantangan yang harus kuselesaikan. Maka kucoba untuk mulai mencicil menulis. Tugas tantangan pada pekan kelima ini ada

Semur Kecap Daging Kambing

Hari ini Sabtu malam Minggu, apa yang kautunggu? Hehe ... Adakah yang masih menunggu hadirnya orang tersayang? Aku rasa malam Minggu memang waktu yang sangat ditunggu oleh siapa saja, termasuk juga aku. Entahlah, jika hari itu tiba, berasa seperti enyah semua beban, tersugesti ada waktu libur agak panjang, padahal liburnya juga cuma sehari. Eitz, aku kan bukan karyawan, sebetulnya hari-hari biasa pun tetap libur ( dalam arti tidak ngantor ).  Bagi sebagian orang, malam Minggu adalah waktu untuk bersantai bersama keluarga. Mereka akan melewati hari itu dengan bercanda ria, ngobrol sambil menonton televisi bersama, berdiam di rumah tidak pergi ke mana-mana. Namun ada juga yang mengajak keluarganya untuk berjalan-jalan menikmati malam di bawah kerlip bintang sambil menyaksikan keramaian.   Bagi kawula muda, nongkrong bersama teman juga bisa sebagai hiburan.  Berbicara tentang malam Minggu, aku jadi teringat nich sedikit cerita masa mudaku dulu. Saat itu aku masih bekerja pada sebuah toko

Menu Jualan Ibuku

Beberapa hari ini hujan mulai tak kunjung datang lagi, maka cuaca panaslah yang terasa. Pada suasana seperti ini sangat nikmat rasanya menyantap makanan yang segar. Segar tapi mengenyangkan tepatnya. Membahas tentang makanan seperti ini, pasti kita langsung membayangkan menu andalan hampir setiap orang. Apalagi kalau bukan bakso? Namun selain bakso pun ada mie berkuah yang lainnya, misalnya mie ayam dan mie rebus, baik mie rebus alami maupun yang instant.  Nah kali ini saya akan menuliskan tentang makanan yang sangat digemari tersebut, yaitu bakso. Ngomong-ngomong tentang bakso, siapa sih orang yang tidak suka makanan satu ini? Saya yakin hampir setiap orang bisa dipastikan menyukainya. Setuju kan?  Pada jaman sekarang ini, sudah tak sulit lagi untuk menemukan warung atau kedai yang menjualnya. Jenis bakso yang disediakan pun bermacam-macam. Ada bakso ayam, bakso sapi, bakso mercon, granat, keju, urat, balungan dan lain-lainnya. Semuanya sangat menggugah selera. Makanan ini minimal ter