Bermula dari Audisi

        Malam ini saya teringat sebuah buku antologi puisi yang diterbitkan tahun 2014. Pada pojok kiri atas buku berjudul "Sajak Untuk Pemimpin Negeri" ini tertulis Pemenang Audisi Penulis Buku Kumpulan Puisi. Salah satu penulis puisi tersebut adalah jagoan saya. Awalnya saya tak mengira kalau ternyata dia bisa juga berkarya lewat pena. Dalam audisi tersebut memang saya juga ikut dan alhamdulillah masuk juga sebagai salah satu pemenangnya. Hanya saja karya kami tidak tertulis dalam satu buku yang sama. Buku tersebut ada dua volume yaitu 1 dan 2. Nah untuk karyaku ada di volume 1 sedang karya jagoanku ada di volume 2. Sebetulnya puisinya masih sederhana sih, tapi saya cukup bangga dengan karyanya. Di sini akan saya cuplikkan sedikit penggalan puisi jagoanku tersebut yang ada di urutan ke-8, halaman 23-24. 


... 


Seperti orang bisu yang tuli

Hilang suara

Hilang bicara


Seperti orang tuli yang buta

Hilang hati

Hilang peduli


Seperti orang buta yang bisu

Hilang arah

Hilang tujuan


... 


       Jujur setelah membacanya pun saya sangat salut dan terkejut dengan pilihan diksinya. Sesederhana itu tapi bisa wow menurut saya. Bukan saya memuji anak sendiri, tapi sungguh ini di luar dugaan saya, karena dalam kesehariannya ia pendiam dan hampir tidak pernah membuat tulisan. 

       Bagaimana awal ceritanya? Bermula dari saya sering buka fb. Di situ saya lihat postingan tentang lomba/audisi menulis. Saya tertarik ikut dan saya tawarilah jagoan saya. Saya bilang, "Ini dik ikutan nyoba". Dan jadilah dia ikut. Sejujurnya, saya dan jagoan baru ikut acara semacam itu untuk pertama kalinya. Sebelum-sebelumnya padahal sangat malu untuk membuat tulisan. Khawatir tidak layak untuk dibaca, namun ketakutan tersebut saya lawan dengan modal keberanian untuk mencoba. Rupanya takdir berpihak baik pada kami sehingga kami berdua bisa ikut tersaring. Tentu ini sebuah kegembiraan yang tak terkira. Dari sinilah akhirnya semangat dan keberanian menulis saya sedikit demi sedikit mulai tertanam. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ini Tugasku, Mana Tugasmu?

Kunci

Harap yang Masih Tersemat