Saat Angin Menyapa
Saat angin menyapa
Aku hanya sedang berkhayal
Bahwa akan ada yang bertanya
Sibuk?
"Ya"
Sibuk apa?
"Sibuk menata hatiku kembali
Yang telah berulang kali kauretakkan
Tapi berulang kali pula berhasil kaurekatkan
Namun akhirnya ...
Kembali kaupatahkan
Lalu angin berkata
Dia memang kejam
Mempermainkan hati seenaknya
Bercanda lalu menyakiti
Tertawa lalu kembali melukai
Begitu terus setiap kali
Aku mengiyakan kebenarannya
Tak sedikitpun ingin menyangkal
Karena memang begitu adanya
Tanpa perlu lagi bersembunyi di bawah bantal
Seketika angin pamit pergi
Ingin mencari si Pemilik lisan belati
Sekadar tuk menasehatinya
Bahwa tak selayaknya ia selalu bikin hati cidera
Sebelum angin beranjak
Aku sempat berpesan
Tak perlu engkau marahi
Cukup sampaikan pelan - pelan
Biarkan ia sadar sendiri
Hingga waktu mengabarkan kelak
Wah, ini pas banget buat yang berumah tangga. Karena mungkin pasangan sudah menjadi akhlak, butuh proses dan waktu untuk berubah walau sudah ada keinginan kuat untuk berubah.
BalasHapusYang bisa dilakukan dalam prosesnya cuma bersabar.
Iya Kak betul. Makasih Kak sudah mampir
Hapus