Sebuah Kata Hukuman

       Hentak. Sebuah kata yang harus kuketik siang ini untuk memulai tulisan. Mengapa?  Sebagai bentuk tanggung jawab pribadi atas  sportivitas dari jawaban saya yang salah tadi malam, usai mengikuti pemaparan dan tanya jawab sebuah materi kepenulisan oleh Andrew Hu, seorang penulis keren yang baru berusia tujuh belas tahun. What? Iya ... keren kan? Pada usia yang masih belia sudah memiliki karya yang luar biasa. Dia punya prinsip "Segala sesuatu akan menjadi emas di tangan yang tepat. " Nah benar sekali kan? 
      
        Pada  kesempatan itu tema yang diusung adalah Memilih Jenis Tulisan Fiksi Yang Sesuai Karakter. Sebagai nara sumber dalam acara itu, dia masih sempat memberikan hiburan renyah dan meriah berupa games tebak kata pada akhir acara. Nah di situlah saya mendapat lemparan pertama. 
       
       Dari jawaban salah itu pula saya jadi mengerti bahwa kata yang benar sesuai KBBI adalah entak. Ketahuan dech kalau tidak mengikuti perkembangan kosa kata. Hehe ... Boleh dech teman - teman juga ikut menengok ke sana. Awalnya memang, menurut sepengetahuanku, kata hentak adalah kata baku yang benar, karena seperti itu pula yang sering saya dengar. Adakah yang sama denganku? Namun ternyata bukan.  

       Ah sepertinya memang saya sudah tertinggal jauh dengan perkembangan kosa kata dalam bahasa Indonesia saat ini. Dulu waktu saya masih sekolah, yang saya kenal hanya EYD dan kamus Poerwadarminto, itu pun hampir tak pernah membukanya. Banyak kosa kata yang kini sudah mengalami perubahan. Memang benar ya kita harus tetap belajar dan belajar tak boleh berhenti agar tidak semakin ketinggalan jaman. 

       Namun tahu tidak, saya juga mendapat kegembiraan lain. Di tengah asyiknya saya mengikuti materi, ada chat masuk dari pemateri sebelumnya, mengabarkan bahwa sudah mampir di blog saya. Wow ... Alhamdulillah banget ya. Senang rasanya mendapat support, kritik dan saran dari Sang Senior. Menurut beliau, ide - ide yang kuambil sudah bagus, tetapi dalam penulisannya masih banyak yang boros diksi. 
Tentu ini merupakan masukan dan saran yang positif bagi saya. Sebagai pemula memang masih banyak yang harus saya pelajari.  Terima kasih banyak pokoknya buat Kakak dan teman - teman yang sudah bersedia memberikan sumbang saran dan masukannya,
      
       Sejujurnya, dulu awal saya mulai duduk di bangku sekolah seragam putih biru, memang  kurang suka dengan pelajaran Bahasa Indonesia. Meskipun demikian, buku catatanku sangat rapi, karena gurunya pun rapi dalam memberikan catatan kepada siswanya dengan cara dikte. Istilah - istilah yang masih kuingat adalah fonem, morfem, sintaksis. Aku suka saja menulis catatan yang sistematis. Mana yang penting akan kugaris dengan tinta merah. Tapi anehnya, semua pelajaran itu saya sudah lupa semuanya. Haha ...

       Saat itu tak pernah terpikirkan sedikit pun olehku keinginan untuk mempelajari dan mendalami tentang kepenulisan. Jika ada pelajaran mengarang saja, bahkan saya sudah malas duluan. Namun seiring waktu berlalu, tampaknya ketidaktertarikan itu telah berubah. Ternyata belakangan baru saya sadari bahwa sesungguhnya menulis itu asyik dan menyenangkan, bisa sebagai salah satu terapi di tengah tekanan beban kehidupan. Oleh karenanya saya beranikan diri untuk mencoba meski usia sudah tak lagi muda. Tak ada salahnya bukan? Tak berlebihan kiranya bila aku punya keinginan agar kelak aku bisa menghasilkan karya yang bisa berguna, baik bagi saya maupun orang lain pada umumnya. Kan kuentakkan langkah ini, semoga tidak mudah berhenti. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ini Tugasku, Mana Tugasmu?

Kunci

Harap yang Masih Tersemat