Menu Jualan Ibuku

Beberapa hari ini hujan mulai tak kunjung datang lagi, maka cuaca panaslah yang terasa. Pada suasana seperti ini sangat nikmat rasanya menyantap makanan yang segar. Segar tapi mengenyangkan tepatnya.

Membahas tentang makanan seperti ini, pasti kita langsung membayangkan menu andalan hampir setiap orang. Apalagi kalau bukan bakso? Namun selain bakso pun ada mie berkuah yang lainnya, misalnya mie ayam dan mie rebus, baik mie rebus alami maupun yang instant. 

Nah kali ini saya akan menuliskan tentang makanan yang sangat digemari tersebut, yaitu bakso. Ngomong-ngomong tentang bakso, siapa sih orang yang tidak suka makanan satu ini? Saya yakin hampir setiap orang bisa dipastikan menyukainya. Setuju kan? 

Pada jaman sekarang ini, sudah tak sulit lagi untuk menemukan warung atau kedai yang menjualnya. Jenis bakso yang disediakan pun bermacam-macam. Ada bakso ayam, bakso sapi, bakso mercon, granat, keju, urat, balungan dan lain-lainnya. Semuanya sangat menggugah selera. Makanan ini minimal terdiri dari dua unsur pokok yaitu mie dan bakso itu sendiri. Sedangkan sebagai unsur tambahan lainnya ada tahu, pangsit dan atau bakwan. Mie nya pun berbeda-beda. Ada yang memakai mie putih ( bihun ), soun, mie kuning jawa ( gepeng ) ataupun mie kuning bulat. 

Namun pada kesempatan ini saya tidak akan membicarakan bakso seperti pada umumnya, melainkan bakso yang lain daripada yang lain. Lho? Memangnya ada? Ada kok. Apakah itu? Yap ... itu adalah bakso telur puyuh. Ada yang sudah pernah mencicipi? 

Sesuai namanya, bakso yang dipakai di sini bukan bakso daging, namun telur puyuh. Makanan ini pertama kali saya nikmati saat masih duduk di bangku sekolah, karena kebetulan Ibukulah penjualnya. Hehe ... 

Yap! Ibuku memang berprofesi sebagai penjual makanan. Awalnya sih jualan bahan mentah seperti sayuran dan bumbu-bumbuan. Tapi saya tak ingat entah sejak kapan tepatnya kemudian pindah haluan. Sebelum berjualan bakso, sebelumnya beliau terlebih dahulu jualan bubur sayur. Setiap jam 02.00 dini hari pasti sudah bangun guna membuat bubur untuk dijual pagi harinya. Sayur yang disediakan bermacam-macam. Ada terik tahu dan telur ayam, sedangkan sayuran pedasnya dari beberapa jenis sayuran yang diolah bergantian setiap harinya, seperti tahu tempe, kacang panjang, buncis, terong dan sebagainya. Jualan demikian berjalan cukup lama. Tetapi di kemudian hari kembali ganti haluan ke jenis makanan lainnya. 

Sebetulnya hampir semua jenis makanan pernah beliau lakoni untuk dijual. Dari bubur, nasi, lotek, lotis, rujak, capcay, mie goreng dan aneka gorengan, antara lain tempe goreng tepung, tahu susur ( isi kol atau taoge), bakwan, timus, limpung, tape dan kadang juga pisang goreng, prol degan, bakwan singkong serta satria mujung. Ada juga utri sagu. Sedangkan untuk jenis minuman ada wedang ronde, wedang jahe, rujak degan, es campur dan dawet, yang mana dawet atau cendolnya dibuat sendiri oleh Ibuku dari tepung beras. Pokoknya komplit dech. Hingga pada akhirnya bakso telur puyuh itulah yang dijalani. Bakso ini juga dibuat oleh ibuku sendiri. Pernah juga sewaktu SMP, aku membawa dagangan ibuku untuk dititipkan di kafetaria sekolahku.  Makanan itu adalah cenil yang terbuat dari singkong. Sebagai imbalannya ibu akan memberiku sedikit komisi sebagai upah. Tentu saja aku sangat  senang. 

Saat bulan Ramadhan tiba, Ibu pernah juga berjualan wedang ronde pada sore hingga malam hari. Namun itu hanya musiman karena usai bulan Ramadhan, kembali lagi ibu akan berjualan pada siang hari. 

Seperti sudah saya katakan sebelumnya, ibu juga berjualan bakso. Namun bakso yang dijual ibuku bukan bakso seperti pada umumnya, tetapi lain daripada yang lain yaitu bakso telur puyuh. Nah bakso telur puyuh ini memang salah satu ciri khas jualan ibuku yang banyak diminati pembeli. Baksonya ibu bikin sendiri. Untuk membuat ini perlu pengorbanan yang lumayan ngeri karena harus rela terpercik minyak panas saat menggoreng telur puyuhnya. Telur puyuh yang sudah direbus dilumuri adonan tepung yang sudah dibumbui, lalu barulah digoreng. Adapun untuk bumbu kuahnya, saya kira sama seperti bakso pada umumnya. 

Selain bakso telur puyuh, mie kopyok juga menjadi varian lain dalam dagangan Ibu yang tak kalah lezatnya. Mie kopyok ibuku ini tiada duanya. Di samping mie, sebagai  campurannya ada kol mentah, taoge, tempe uyah bawang, dan kacang tanah yang digoreng. Menurutku bumbu mie kopyok sih mirip dengan bakso ya, terdiri dari bawang putih, merica, kemiri, garam dan bisa ditambahkan pula penyedap rasa bagi yang suka. Sebagai taburannya bisa dibubuhkan daun sledri yang sudah diiris lembut dan bawang goreng. Kemudian untuk pelengkapnya ada saus, kecap maupun sambal. Akan lebih segar lagi kalau ditambah acar mentimun. 

Nah, demikian sekelumit makanan yang saya ambil dari pengalamanku ketika ibu berjualan. 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ini Tugasku, Mana Tugasmu?

Kunci

Harap yang Masih Tersemat