Semur Kecap Daging Kambing

Hari ini Sabtu malam Minggu, apa yang kautunggu? Hehe ... Adakah yang masih menunggu hadirnya orang tersayang? Aku rasa malam Minggu memang waktu yang sangat ditunggu oleh siapa saja, termasuk juga aku. Entahlah, jika hari itu tiba, berasa seperti enyah semua beban, tersugesti ada waktu libur agak panjang, padahal liburnya juga cuma sehari. Eitz, aku kan bukan karyawan, sebetulnya hari-hari biasa pun tetap libur ( dalam arti tidak ngantor ). 

Bagi sebagian orang, malam Minggu adalah waktu untuk bersantai bersama keluarga. Mereka akan melewati hari itu dengan bercanda ria, ngobrol sambil menonton televisi bersama, berdiam di rumah tidak pergi ke mana-mana. Namun ada juga yang mengajak keluarganya untuk berjalan-jalan menikmati malam di bawah kerlip bintang sambil menyaksikan keramaian.   Bagi kawula muda, nongkrong bersama teman juga bisa sebagai hiburan. 

Berbicara tentang malam Minggu, aku jadi teringat nich sedikit cerita masa mudaku dulu. Saat itu aku masih bekerja pada sebuah toko alat tulis kantor. Setiap harinya, saat pulang selalu dijemput ayah dengan sepeda ontel. Tak jarang, sebelum sampai di rumah, Ayahku mengajak mampir di sebuah warung langganan yang menyediakan menu kambing. Tengkleng adalah kesukaan ayahku. Awalnya aku masih merasa asing dan tak begitu suka dengan makanan itu. Akan tetapi lama kelamaan kok merasakan enak juga ya, terutama menyantap bagian lidah dan telinganya. Haha ... 

Bagi yang tak suka daging kambing, menu seperti itu tentu biasa-biasa saja tak menggugah selera. Namun bagi penggemar daging kambing, barangkali menu satu itu dapat menjadi salah satu alternatif lauk makan. Makanya tak heran juga bila hari raya Idul Adha tiba, sebagian orang ada yang memilih mencoba salah satu resep menu dimaksud, selain beberapa menu andalan yang sudah biasa seperti gulai, sate, rawon, sop dan tongseng. 

Hari raya kurban memang menjadi hari "pesta daging". Pada hari tersebut umat Islam yang mampu, melaksanakan salah satu perintah Alloh yang terdapat dalam surat Al Kautsar ayat kedua, yang artinya "Maka salatlah karena Tuhanmu dan berkurbanlah". Berkurban merupakan salah satu cara kita bersyukur kepada Allah atas banyaknya nikmat yang telah diberikan kepada kita. Berkurban adalah cara Allah menguji keikhlasan seorang hamba. 

Tak dipungkiri, pada jaman seperti sekarang ini, tidaklah sulit untuk mendapatkan jatah daging kambing, bahkan dalam jumlah yang agak banyak. Keadaan ini sangat jauh berbeda dibandingkan waktu saya kecil dulu. Demi mendapatkan sebungkus daging kambing harus rela mengantri dalam waktu yang cukup lama karena panjangnya antrian. Itu pun kadang masih ada yang terlewat tidak mendapatkan bagian karena kurang tepat sasaran. Pernah kejadian tetangga yang dipandang kaya mendapat jatah kupon pengambilan, sedangkan si miskin belakang rumahnya malah tak mendapatkan apa-apa. 

Sekarang ini pula, cara dan sistem pembagian juga sudah semakin baik. Panitia yang bertugas mengantar sampai rumah si penerima. Jumlahnya pun bisa beberapa kali lipat lebih banyak, seperti yang saya alami. Kadang tidak habis sekali masak, melainkan masih bisa untuk lima atau tujuh hari ke depan. 

Jaman dulu sebelum punya kulkas, untuk menyimpan daging yang tersisa agar dapat tahan lama dilakukan dengan cara merebusnya dulu tanpa bumbu. Baru kemudian dibumbui bila sudah waktunya akan dimasak.

Pernah suatu ketika saking banyaknya sampai bingung mau memasaknya, hingga eneg bener. Jatah daging yang saya terima, akan saya racik menjadi beberapa macam menu. Ada gulai, rawon, sop, tongseng dan satu lagi yang pasti tak kalah lezat dengan yang lain adalah semur kecap kesukaanku. Sebetulnya semur kecap mungkin juga dapat dibilang sate tanpa tusuk yang tidak dibakar. Menu ini tak pernah saya lewatkan karena praktis cara membuatnya dan tentu saja sangat mudah, tak perlu ribet sehingga tak memakan waktu yang cukup lama. 

Adapun bumbu - bumbunya cukup sederhana, yaitu merica, bawang putih, garam, gula, kecap manis. Bisa juga ditambahkan kemiri bagi yang suka. Ini bumbu dasarnya, andaikata ingin lebih komplit, bisa dikreasikan sesuai selera. Begitu pula untuk jumlah takarannya, bisa dikira-kira disesuaikan dengan kebutuhan dagingnya. 

Langkah membuat : 

1. Daging dicuci bersih ( setelah itu bisa lumuri dengan air jeruk nipis, diamkan beberapa saat ). 

2. Merica, bawang putih, dan garam diuleg halus. Setelah itu tumis bumbu hingga harum.

3. Masukkan daging. 

4. Tambahkan gula pasir / gula jawa dan air. 5. Tunggu sampai matang dan setengah empuk. 

6. Tuangkan kecap, aduk rata, tunggu biar bumbu meresap sambil diaduk. 

7. Tunggu sampai benar-benar matang dan empuk. 

8. Setelah matang, siap disajikan. 

Nah sangat mudah bukan? 

Sedikit menghemat tenaga dan biaya, tak perlu tusuk sate, tak perlu bakar-bakar, Hehe ... kerinduan makan sate pun terobati dengan hadirnya menu ini. 

Silakan bisa dicoba ya! Kalau kurang siip bisa ditambah lagi perpaduan bumbunya, disesuaikan dengan selera kalian. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ini Tugasku, Mana Tugasmu?

Kunci

Harap yang Masih Tersemat