Takdir yang Kembali

Dulu awal mula

Detik waktu membiarkan kami sering berjumpa

Kemudian takdir menghapuskan jejak dirinya

Menghilangkan bayangannya


Lebih dari ratusan kali purnama berputar

Beredar dalam diam dan samar

Tak sekelumit pun menyebutkan namanya

Tidak pula membawakan pesan darinya


Kuanggap ia hilang

Ditelan suara alam

Terlimbung angin yang menerpa

Hingga tak kan kembali ke tanah yang pernah disinggahinya


Nyatanya takdir mewartakannya kembali

Lewat tanda yang abadi

Tiada raib dalam memori

Hingga sua tercipta beberapa kali


Hanya keajaiban Ilahi

Tanpa bisa dipungkiri

Barangkali karena pernah terucap sebuah pinta

Dalam doa yang sudah terlupa


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ini Tugasku, Mana Tugasmu?

Kunci

Harap yang Masih Tersemat