Takut

 Takut

       Pernahkah kalian memiliki rasa takut? Takut kepada apakah? Lalu bagaimana cara mengatasi rasa takut itu? 

       Barangkali ada memang orang yang tak pernah memiliki rasa takut sama sekali, namun saya kira hampir setiap orang pernah memiliki rasa takut, entah dalam taraf ringan, sedang maupun berat sekalipun. Dalam tingkatan wajar ataupun tak wajar. Obyek ketakutan pun bermacam-macam. Ada yang takut kepada hewan, suara keras, ketinggian, orang dan sebagainya. 

       Nah di sini saya akan bercerita sedikit tentang ketakutan yang pernah saya alami. Salah satu ketakutan itu adalah kepada pencopet. Mengapa? Beberapa kali saya naik angkot atau bis, kebetulan berbarengan dengan pencopet. Ndilalahnya, saya juga pernah melihat seorang pencopet beraksi di depan saya. 

       Namun tahu tidak bahwa ternyata ketakutanku pada suatu siang berakhir dengan kegelian? Bagaimana ceritanya? 

       Saat itu siang hari, saya pulang kerja bersama seorang teman. Sebut saja namanya Tatik. Kami berdua pulang dengan naik angkot karena punya jurusan rumah kami searah. 

       Selama beberapa menit kami menunggu, akhirnya angkot pun datang. Bergegas kami naik. Saya dan Tatik duduk berdekatan. Di sebelahku, duduklah seorang laki-laki yang berambut gondrong. Sepintas mirip perawakan pencopet yang pernah saya lihat. Angkot pun pelan-pelan bergerak, berjalan. Dengan hati berdebar, kupaksakan duduk dengan tenang. Namun bagaimana pun ternyata hati tetap merasa tak nyaman. Belum ada lima menit angkot berjalan, saya pun ngasih kode ke Tatik untuk turun. Saya pun memberi aba-aba ke pak sopir. "Kirii pak .... " Kami berdua bergegas turun.  Setelah turun, Tatik pun bertanya kepada saya, "Kenapa to kok malah ngajak turun?" Saya pun balik bertanya, "Tadi lihat laki-laki yang duduk di sebelahku tidak?  Aku takut Bu sepertinya kok dia mirip pencopet yang pernah aku lihat." Reaksi Tatik pun seketika malah tertawa terpingkal-pingkal sambil berkata, " Oalaaaah ... Bu ... Bu, itu tu tadi penjual nasi goreng, tetangga sebelah rumahku. Memang tampangnya seperti itu, tapi dia orangnya baik. " Aku pun tercengang bercampur malu. Melongo. "Mosok to? Tak pelak akhirnya aku pun tertawa terpingkal-pingkal juga. " Dengan sisa tawa yang belum reda, kami pun menunggu angkot berikutnya. 

Magelang, 4 September 2021

Komentar

  1. Astagaaaaa... hahahaha. Emang ga boleh ya kita menjudge by its cover. 🤣🤣

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha . .. . Iya. Beneran malu campur geli waktu itu

      Hapus
  2. Yg pencopet sejatinya, malah berpenampilan biasa namun otaknya jeli sambil mencari celah (pengalaman)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ini Tugasku, Mana Tugasmu?

Kunci

Harap yang Masih Tersemat