Surat yang Tak Terkirim

Assalaamu'alaikum Mas, semoga kamu sehat-sehat saja. Ijinkan aku menyapamu. Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih atas semua yang telah kauberikan padaku. Terima kasih atas semua perlakuan dan sikapmu, terima kasih atas semua luka yang tlah kauciptakan untukku. InsyaaAlloh aku kuat, karena aku sudah terbiasa bersahabat dengan luka. Di matamu aku memang orang yang selalu salah, sedang kamu dan dia yang selalu benar. Aku sadar, tahu dan merasa bahwa cintamu sudah tak ada untukku, itulah makanya kau terlalu sering berniat meninggalkanku, karena aku tak sebaik yang kauharapkan. Aku tak apa, toh bagaimana pun keinginanku untuk tetap teguh bertahan, tak ada artinya jika kau sudah tak menginginkanku. Semua yang telah kuperjuangkan demi kamu, jatuh bangunnya aku mencintaimu tak ada artinya bagimu. Kausalahkan rasa cemburuku, padahal sebetulnya rasa cemburu itu adalah bukti sebuah rasa cinta.Siap mencintai, siap dicintai seharusnya harus siap dicemburui. Tapi kalau itu pun dianggap salah, ya sudahlah tak mengapa.

Di sini aku jadi tahu bahwa sebetulnya kamu tak betul-betul gigih untuk memperjuangkan dan mempertahankan cintamu, cinta kita, karena bagi orang yang sungguh-sungguh mencintai, tak akan mudah menyerah hanya karena suatu hal yang sebetulnya bisa dibicarakan dengan baik dan bijaksana. Tidak lalu setiap ada sedikit masalah karena sebuah perbedaan, seketika itu pula bilang putus dengan sangat mudah dan entengnya. Bagi orang yang sungguh-sungguh mencintai, ia tak akan mudah menyerah apapun masalah yang dihadapinya. Jujur dan terbuka satu sama lain itu lebih baik daripada ada yang harus ditutupi/disembunyikan. Orang yang mencintai, sebetulnya harus mau menerima apa adanya kekurangan dan kelebihan orang yang dicintai, karena tak ada manusia yang sempurna. Kekurangan masing-masing dijadikan jalan untuk saling menyempurnakan, melengkapi dan memberikan nasehat. Mekaten. 

Kalau kau akan bahagia dengan tidak mencintaiku lagi, aku bisa apa? Aku tak bisa memaksa kan? Maafkan semua kesalahan dan kekuranganku. Hanya, kalau aku masih boleh berharap, semoga kamu masih mau menyelipkan doa untukku di setiap selesai sholatmu.

Sekian, maaf jika kata-kataku tak berkenan di hatimu. Aku berharap kamu masih mau selalu berdoa untuk kebaikanku. 

#Sekedarnulis#





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ini Tugasku, Mana Tugasmu?

Kunci

Harap yang Masih Tersemat